Cara Merespon Pertanyaan Sulit Selama Wawancara Kerja, Pakai Trik ini
![]() |
Cara Merespon Pertanyaan Sulit Selama Wawancara Kerja |
OpenTunnelGo.com, Tips Karir -- Wawancara kerja itu ibarat ujian tanpa kisi-kisi. Kamu udah belajar skill, pengalaman, bahkan hafal “kelebihan dan kekurangan” versi latihan di depan kaca, eh pas di kursi interview malah keluar pertanyaan kayak,
“Kalau bos kamu nyebelin, gimana sikap kamu?”
atau
“Kenapa CV kamu bolong 6 bulan nggak kerja?”
Langsung blank, kan? Nah, tenang. Pertanyaan sulit itu bukan berarti kamu harus menjawab sempurna tanpa cela.
Justru, HRD atau interviewer pengin lihat gimana kamu mengatur pikiran, mengendalikan emosi, dan mengeluarkan jawaban yang masuk akal.
Berikut cara merespons pertanyaan sulit biar kamu nggak kelihatan gugup dan tetap terlihat profesional.
1. Jangan Panik, Tarik Napas Dulu
Serius, nggak ada salahnya jeda sebentar. Interviewer biasanya ngerti kok kalau kamu butuh waktu mikir. Daripada langsung nyeplos ngawur, lebih baik kamu tarik napas, kasih jeda, lalu jawab dengan tenang.
Contoh respon:
“Pertanyaan yang menarik, boleh saya pikirkan sebentar?”
Kalimat kayak gitu nunjukin kalau kamu nggak asal jawab, tapi bener-bener mempertimbangkan jawaban.
2. Pahami Inti Pertanyaan
Banyak pertanyaan sulit itu sebenernya bukan buat bikin kamu jatuh, tapi buat nguji logika dan kejujuran. Misalnya:
- “Kenapa kamu keluar dari perusahaan sebelumnya?”
- “Apa kelemahan terbesar kamu?”
- “Kalau ada konflik di tim, kamu gimana?”
Fokus pada inti masalahnya: sikap profesional, kemampuan mengatasi masalah, dan kejujuran. Jangan terlalu bawa perasaan.
3. Jawab dengan Struktur
Pakai pola sederhana biar jawaban kamu enak didengar:
- Jujur tapi diplomatis → Jangan lebay, tapi juga jangan defensif.
- Kasih contoh nyata → Biar nggak terdengar template.
- Arahkan ke hal positif → Tutup jawaban dengan nilai tambah kamu.
4. Contoh Pertanyaan Sulit & Cara Menjawab
Sebenarnya tak ada pertanyaa yang bener-benar sulit saat interview kerja, karena kamu tidak akan di tanya soalan kimia murni atau matematika murni.
Hal yang mereka tanyakan selalu berkaitan dengan diri kamu sendiri.
Mereka hanya ingin melihat seberapa tinggi value kamu dan apakah kamu memang bener-bener layak untuk menjadi bagian dari perusahaan.
Nah, coba simak beberapa pertanyaan berikut ini:
a) “Kenapa kamu resign dari pekerjaan sebelumnya?”
Jawaban yang salah:
“Karena bosnya toxic banget.”
Jawaban yang lebih tepat:
“Di perusahaan sebelumnya saya banyak belajar, tapi saya ingin mencari peluang yang lebih sesuai dengan minat saya di bidang [sebutkan bidang]. Saya merasa di sini saya bisa berkontribusi lebih baik.”
b) “Kelemahan terbesar kamu apa?”
Jawaban yang salah:
“Saya tuh perfeksionis, jadi suka lembur nggak jelas.” (klasik dan ketahuan bohong).
Jawaban yang lebih tepat:
“Saya dulu agak kesulitan mengatur prioritas kalau banyak tugas masuk sekaligus. Tapi sekarang saya terbiasa menggunakan tools manajemen waktu, jadi lebih terkontrol.”
c) “Kalau ada konflik sama rekan kerja, kamu gimana?”
Jawaban yang salah:
“Ya tinggal diemin aja, males ribut.”
Jawaban yang lebih tepat:
“Saya lebih suka menyelesaikan masalah lewat komunikasi langsung. Kalau ada konflik, saya akan coba ngobrol dulu secara pribadi dan mencari solusi yang menguntungkan tim.”
d) “Gaji yang kamu harapkan berapa?”
Jawaban yang salah:
“Hmm… bebas deh, sesuai perusahaan aja.”
Jawaban yang lebih tepat:
“Berdasarkan riset saya dan tanggung jawab posisi ini, gaji yang sesuai ada di kisaran Rp X – Rp Y. Tapi saya juga terbuka untuk diskusi lebih lanjut.”
5. Kalau Nggak Tahu Jawabannya, Jujur Aja
Kadang interviewer ngasih pertanyaan teknis yang super detail. Kalau kamu nggak tahu, jangan pura-pura ngerti. Lebih baik jujur tapi kasih semangat belajar.
Contoh:
“Untuk hal itu saya belum pernah menangani langsung, tapi saya sangat tertarik mempelajari dan saya cepat beradaptasi dengan hal baru.”
6. Jangan Terjebak Jawaban Negatif
Intinya, pertanyaan sulit itu jebakan. Kalau kamu jawab dengan emosional atau defensif, jatuhnya malah buruk.
hati-hati ya !
Wajib kamu pahami, usahakan agar kamu selalu bungkus jawaban dengan nada positif, logis, dan menunjukkan kamu bisa berkembang.
Dengan begitu, kamu akan terlihat sanga layak untuk mereka pertimbangkan sebagai bagian dari rekrutan yang layak menjadi karyawan pada perusahaan tersebut.
So, jangan sekali-kali terjebak dalam pertanyaan negatif.
Kesimpulan
Ditanya pertanyaan sulit saat wawancara itu wajar, bahkan bagian dari “ritual” seleksi kerja. Kuncinya bukan punya jawaban sempurna, tapi gimana kamu bisa tetap tenang, jujur, dan profesional.
Ingat: HRD bukan nyari orang tanpa kelemahan, tapi orang yang bisa berpikir dewasa dalam menghadapi masalah.
Ini intinya...
Jadi, sebisa mungkin menunjukan sikap dewasa kamu ketika sedang interview, tunjukan sikap profesionalitas kamu selama menjawab pertanyaan dan selalu nampakkan aura positif kamu.
Selamat mencoba ya ~
Posting Komentar