Unik, Ini Cara Menceritakan Diri Sendiri Pada Saat Interview Kerja, 100% HRD Bakal Kagum!
![]() |
Cara Menceritakan Diri Sendiri Pada Saat Interview Kerja |
OpenTunnelgo.com, Tips Karir -- Salah satu momen paling bikin deg-degan dalam wawancara kerja adalah ketika HRD berkata, “Silakan ceritakan tentang diri Anda.” Kedengarannya simpel, tapi kalau salah strategi, bisa-bisa cerita Anda malah bikin HRD bingung, ngantuk, atau bahkan ilfeel.
Jika kamu termasuk orang yang belum pernah melakukan interview kerja, pertanyaan seperti ini akan kamu bingung harus bercerita seperti apa.
Jangan sampai kamu malah jadi curhat ya ~
Pertanyaannya: gimana sih cara menceritakan diri sendiri tanpa terdengar kayak kaset rusak atau malah jadi seperti sesi curhat malam Jumat?
Mari kita bongkar bareng-bareng ya ~
1. Jangan Terlalu Umum, Jangan Juga Terlalu Spesifik
Kalau Anda bilang, “Nama saya Andi, saya lahir di Surabaya, suka makan bakso, punya dua kucing, dan hobi nonton drakor,” itu mungkin bikin HRD senyum, tapi bukan itu yang mereka cari.
Yang dicari adalah ringkasan singkat soal siapa Anda sebagai profesional, bukan sebagai tetangga sebelah rumah.
Jadi, tetap pada jalur yang relevan dengan pekerjaan.
Contoh bagus:
“Nama saya Andi, saya lulusan S1 Akuntansi dari Universitas Airlangga. Selama kuliah saya aktif di organisasi mahasiswa dan sempat magang di perusahaan konsultan keuangan. Dari situ, saya terbiasa mengelola data dan menyusun laporan keuangan dengan teliti.”
2. Gunakan Formula Singkat (Pendidikan – Pengalaman – Keahlian – Tujuan)
Ini tips paling simple dan mudah untuk kamu aplikasikan ketika sedang interview kerja. Daripada ngalor-ngidul, coba pakai pola ini.
- Pendidikan: Sebutkan latar belakang singkat.
- Pengalaman: Magang, organisasi, kerja part-time, atau pengalaman profesional.
- Keahlian: Apa yang bisa Anda tawarkan.
- Tujuan: Kenapa Anda ada di ruangan itu.
Contoh:
“Saya Sinta, lulusan Teknik Informatika. Selama kuliah, saya aktif bikin project freelance website dan sempat magang di startup e-commerce. Saya terbiasa pakai PHP dan Python untuk membangun aplikasi sederhana. Saat ini saya ingin mengembangkan karier sebagai software developer di perusahaan teknologi seperti ini.”
3. Sisipkan “Cerita Ringan” Biar Tidak Hambar
Boleh kok cerita kecil yang membangun karakter, asal relevan. Misalnya kalau Anda apply sebagai guru, Anda bisa bilang:
“Saya suka berbagi pengetahuan. Bahkan sejak SMA saya sering jadi tutor privat buat teman-teman. Dari situ saya sadar kalau dunia pendidikan itu passion saya.”
Cerita seperti ini lebih berkesan daripada sekadar: “Saya suka mengajar.”
4. Jangan Berubah Jadi Pidato Motivasi
Ingat, HRD bukan peserta seminar Anda. Jadi, hindari jawaban seperti:
“Saya percaya kalau setiap orang punya potensi besar dalam dirinya, dan saya ingin mengembangkan potensi itu demi masa depan bangsa.”
Kedengarannya muluk, tapi tidak ada fakta konkret. Lebih baik tunjukkan bukti lewat pengalaman nyata.
5. Contoh Jawaban Sesuai Bidang
Biar lebih jelas, ini beberapa contoh tambahan sesuai bidang kerja.
Contoh Fresh Graduate Tanpa Pengalaman Kerja:
“Nama saya Budi, lulusan S1 Ilmu Komunikasi. Selama kuliah saya aktif di radio kampus dan sering jadi MC untuk acara fakultas. Dari situ saya terbiasa berbicara di depan umum dan membangun relasi. Saat ini saya ingin mengembangkan kemampuan komunikasi saya di dunia Public Relations.”
Contoh untuk Bidang Marketing:
“Saya Maya, sudah dua tahun bekerja sebagai digital marketer di sebuah startup. Saya terbiasa mengelola campaign iklan di media sosial dan menganalisis performa menggunakan Google Analytics. Saya tertarik bergabung karena ingin menangani brand yang lebih besar dan menantang.”
Contoh untuk Bidang IT:
“Saya Raka, lulusan S1 Sistem Informasi. Selama kuliah saya terbiasa membuat aplikasi sederhana menggunakan Java dan Python. Saat magang di perusahaan logistik, saya membantu membuat dashboard untuk monitoring pengiriman. Saya ingin berkontribusi di sini dengan mengembangkan solusi digital yang lebih efisien.”
Contoh untuk Bidang Finance:
“Saya Dina, lulusan Akuntansi. Saat ini saya sudah bekerja satu tahun di firma audit. Saya terbiasa membuat laporan keuangan dan memeriksa kepatuhan pajak. Saya tertarik dengan perusahaan ini karena ingin mengembangkan keahlian saya di bidang financial analysis.”
Contoh untuk Bidang Kreatif:
“Saya Farhan, saya punya latar belakang di desain grafis. Selama dua tahun terakhir, saya bekerja sebagai freelancer dan mengerjakan berbagai project logo, branding, dan konten visual. Saya ingin bekerja di perusahaan ini karena ingin belajar lebih banyak soal campaign kreatif dengan skala besar.”
6. Kesalahan yang Harus Dihindari
Dan ternyata,
Ada banyak orang yang melakukan kesalahan dalam melakukan inteview kerja semacam ini. Pedahal, sesi interview ini menjadi kesempatan emas buat kamu untuk bisa bergabung kerja dengan perusahaan tersebut.
Untuk itu, kamu harus hindari beberapa hal berikut ini pada saat interview kerja:
- Ngomongin masalah pribadi: Jangan mulai cerita dengan “Saya anak pertama dari tiga bersaudara...”
- Terlalu panjang: Ingat, ini bukan autobiografi.
- Terlalu pendek: Kalau cuma jawab, “Saya orangnya rajin, jujur, ulet,” itu terdengar generik banget.
- Menghafal mati: Kalau terdengar seperti baca naskah, HRD bakal bosan.
Kesimpulan
Menceritakan diri sendiri saat wawancara bukan soal “pamer” atau “curhat,” tapi soal merangkum identitas profesional Anda dengan ringkas, jelas, dan relevan.
Formula sederhana Pendidikan – Pengalaman – Keahlian – Tujuan bisa jadi panduan. Tambahkan sedikit cerita ringan supaya berkesan, dan hindari jawaban generik.
Intinya, jangan bikin HRD bingung, jangan bikin mereka bosan. Bikin mereka merasa, “Oke, kandidat ini menarik, layak lanjut ke tahap berikutnya.”
Selamat Mencoba ya ~
Posting Komentar